28 Juni 2023

author photo



Kepala Humas Setda Kalbar, Emie Poetrina, mengingatkan warga Kalbar untuk mengibarkan bendera setengah tiang pada peringatan Hari Berkabung Daerah 28 Juni. Upacara pemakaman digelar sebagai penghormatan kepada para pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan Kalimantan Barat.


“Kami berharap masyarakat Kalbar dapat mengibarkan bendera setengah tiang mulai pukul 06.00 hingga 17.30 WIB pada 28 Juni bertepatan dengan hari berkabung daerah,” kata Emy di Pontianak, dilansir dari Liputan6.com.


Ia mengatakan, permohonan tersebut disampaikan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kalbar Nomor 60 Tahun 2013. Pelaksanaan peringatan hari berkabung daerah dilaksanakan secara terpusat di Makam Mandor Juang tingkat provinsi setiap tahun.


Sedangkan BUMN dan BUMD dilaksanakan di Provinsi Kalbar untuk pemerintah provinsi dan kota serta SKPD provinsi, instansi vertikal provinsi, dan lembaga pendidikan negeri dan swasta dari tingkat SD hingga perguruan tinggi di lingkungan masing-masing. Ia mengatakan, untuk memperingati peristiwa Bloody Mandor, Pemprov Kalbar mengeluarkan Perda Nomor 5 Tahun 2007, yang mencantumkan dan menetapkan tanggal 28 Juni sebagai hari berkabung daerah.


“Mengenai peringatan Hari Duka Daerah, diharapkan Gubernur/Walikota Kalbar menginformasikan kepada masyarakat Kalbar tentang peringatan Hari Duka Daerah agar pengibaran bendera setengah tiang sepanjang hari.”Ujarnya.


Emy menambahkan, peristiwa Mandor merupakan kisah kelam yang terjadi di Kalimantan Barat. Peristiwa tersebut terjadi pada tahun 1943-1944 di wilayah Mandor, wilayah Landak. Menurut sejarah, pembantaian kolonial Jepang menewaskan 21.037 orang, tetapi Negeri Matahari Terbit hanya mengakui 1.000 korban. Pendudukan Jepang lebih buruk daripada pendudukan Belanda. Insiden Mandori adalah akibat ketidakpuasan penjajah Jepang terhadap para pemberontak. Saat itu, Jepang ingin menguasai seluruh kekayaan Kalbar. Sebelum adegan jaga, ada adegan capo cap. Kemudian pemerintah Jepang mendobrak pintu rumah penduduk (Tionghoa, Melayu dan Dayak), karena tidak ingin terjadi pemberontakan di Kalbar. “Namun menurut cerita, tidak hanya kaum intelektual dan feodal yang dibantai, tapi juga rakyat biasa yang tidak tahu apa-apa.” Sambungnya.

This post have 0 komentar


EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post