Zain al-Arabi berpendapat, ibadah yang paling utama pada Idul Adha adalah penyembelihan hewan kurban kepada Tuhan. Karena pada hari kiamat, hewan itu datang ke tukang jagal sebagaimana adanya di dunia, tidak ada bagian yang hilang dan semuanya ada harganya untuknya.
Kemudian binatang itu direpresentasikan secara metaforis sebagai kendaraannya untuk melewati Shirath. Jadi ini adalah pahala dan bukti keridhaan Allah pada orang yang mempersembahkan kurban. (Abul Ala al-Mubarakfuri:TT:v/62).
Ibadah kurban yang dilakukan pada Idul Adha hingga Hari Tasyrik tidak lain adalah untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Selain itu, kurban juga berarti menghilangkan keegoisan, keserakahan dan individualitas seorang muslim.
Dengan berkorban seseorang berharap dapat memaknai hidupnya untuk mencapai ridha Allah saja. Dia "mengorbankan" segalanya (nyawa, kekayaan dan keluarga) hanya untuk Dia.
Oleh karena itu, yang Tuhan peroleh melalui ibadah kurban pada hakekatnya bukanlah daging atau darah hewan kurban, melainkan wujud kesalehan dan keikhlasan orang yang berkorban. Itulah yang sampai kepada-Nya.
This post have 0 komentar
EmoticonEmoticon