Lumajang - Kabupaten Lumajang tidak bisa dipisahkan dari sosok karismatik Arya Wiraraja. Beliau adalah pendiri kerajaan Lamajang Tigang Juru yang menjadi asal usul Kabupaten Lumajang. Salah satu kesenian Tari Jaran Kencak yang diyakini masyarakat berasal dari kuda milik salah satu pendekar pendiri kerajaan Majapahit yakni Ranggalawe yang merupakan putra dari Arya Wiraraja.
Jaran Kencak diresmikan menjadi warisan budaya tak benda pada tahun 2015, karena dibuktikan dengan ditemukannya relief kuda di Candi Kedungsari, Desa Kedungmoro, Kecamatan Kunir, Kabupaten Lumajang. Jaran Kencak Lumajang terus mengukir sejarah dan mempesona masyarakat lokal serta pengunjung yang datang ke daerah ini.
Jaran Kencak adalah tradisi tari kuda dari kota Lumajang yang selalu dijaga kelestariannya. Arti "Jaran Kencak" secara harfiah yaitu kuda tangkas yang menggambarkan gerakan cepat dan lincah dari kuda yang ditampilkan. Tari kuda ini merupakan perpaduan antara keahlian berkudan dan seni tari, yang menggambarkan semangat dan keberanian para pejuang dimasa lampau.
Menurut catatan sejarah, Jaran Kencak Lumajang pertama kali muncul pada abad ke-18 sebagai sarana latihan pertempuran dan perayaan kemenangan bagi pasukan Lumajang. Pada masa itu, para prajurit menggunakan tarian ini untuk meningkatkan keterampilan tempur mereka serta memperkuat semangat juang. Melalui gerakan dinamis dan atraktif, para prajurit berlatih mengendalikan kuda dengan baik sambil menampilkan keahlian mereka dalam pertempuran.
Seiring berjalannya waktu, Jaran Kencak Lumajang tidak hanya menjadi tradisi militer, tetapi juga menjadi hiburan yang ditampilkan dalam berbagai acara budaya, upacara adat, dan festival lokal. Pertunjukan Jaran Kencak Lumajang terdiri dari serangkaian gerakan kuda yang indah dan atraktif, seperti lompatan tinggi, gerakan melingkar, dan gaya berjingkrak yang unik.
Penulis : Merdea Sumanti KPI20
Editor : Divisi Keilmuan
This post have 0 komentar
EmoticonEmoticon