22 Juni 2023

author photo


Lumajang, 22/06/2023. Pada musim panas ini, tren minuman segar dan penyegar tengah melanda Indonesia, dan satu nama yang semakin populer adalah "Es Tebu dengan Pemanis Buatan." Gabungan manis dan kontroversial ini telah mencuri perhatian masyarakat dengan cepat, memicu perdebatan seputar manfaat dan risiko penggunaan pemanis buatan.


Es tebu, minuman tradisional yang terbuat dari tebu segar yang diperas, telah menjadi favorit di antara pecinta makanan dan minuman di seluruh plosok negeri. Namun, baru-baru ini, penjual es tebu mulai memperkenalkan variasi dengan pemanis buatan, seperti aspartam, sakarin, dan sukralosa, yang diklaim memberikan rasa yang lebih manis tanpa tambahan gula alami.


Pemanis buatan telah menjadi topik perdebatan yang hangat dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan jangka panjang pemanis buatan dapat berhubungan dengan risiko obesitas, gangguan metabolisme, dan masalah kesehatan lainnya. Namun, ada juga pendapat bahwa pemanis buatan dapat menjadi alternatif yang lebih baik bagi individu yang membutuhkan pengendalian gula darah, seperti penderita diabetes.


Mengingat pro dan kontra terkait es tebu dengan pemanis buatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menegaskan perlunya informasi yang jelas dan akurat bagi konsumen. Mereka mengimbau para penjual es tebu untuk memberikan label yang jelas mengenai jenis pemanis buatan yang digunakan dan memberikan informasi tentang potensi risiko dan manfaat yang terkait dengan penggunaannya.


Sebagai konsumen, penting bagi kita untuk menyadari pilihan yang tersedia dan mengambil keputusan yang paling sesuai dengan kebutuhan dan preferensi pribadi. Konsultasikan dengan ahli gizi atau dokter Anda untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam tentang dampak penggunaan pemanis buatan pada kesehatan Anda.


Satu hal yang pasti, minuman ini telah mengubah cara kita melihat es tebu dan memicu perbincangan tentang kebijakan makanan dan minuman yang lebih luas.





Penulis : Mubarokul Hasan

Editor : Devisi Keilmuan

This post have 0 komentar


EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post