Diketahui bahwa kisah Idul Adha diawali dengan kisah Nabi Ibrahim dan putranya Ismail. Kisah Idul Adha diawali dengan kisah pengorbanan Nabi Ibrahim AS yang memenuhi perintah Allah SWT untuk menyembelih putranya Ismail AS.
Hal ini didasarkan pada sebuah kisah yang terdapat dalam Al-Qur'an yaitu surat As Saffat ayat 102 yang menyatakan: “Ketika anak itu mencapai usia untuk bekerja dengannya, dia (Ibrahim) berkata: 'Wahai anakku, aku benar-benar bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Pikirkan, bagaimana menurutmu?' Dia (Ismail) menjawab: “Wahai ayahku, buat apa? (Allah) berkata kepadamu! Insya Allah, Anda akan menemukan saya di antara pasien.
Sebagaimana ditafsirkan oleh Imam Ibnu Katsir dalam kitabnya, ia menyatakan bahwa anak laki-laki yang dimaksud adalah Nabi Ismail AS, anak yang lebih tua dari Nabi Ishaq AS. Ini adalah kesepakatan antara Muslim dan Ahli Kitab. Cerita bermula pada suatu malam ketika Nabi Ibrahim AS bermimpi menyembelih putranya Ismail ketika Ismail mencapai usia dewasa untuk bekerja dengan Ibrahim AS. Ubaid bin Umair menyebutkan bahwa mimpi para Nabi adalah wahyu. Hadits menyebutkan yang ditemukan dalam kitab Sittah.
Dalam riwayat Ibnu Abbas RA, Mujahid, Ikrimah, S'id Ibnu Jubair, Ata Al-Khurasan dan Zaid bin Aslam dan lain-lain, disebutkan arti perkataannya: untuk bekerja dengannya. "Dia akan tumbuh dan bisa bepergian dan bekerja seperti ayahnya."
Ketika Nabi Ibrahim AS membaringkan putranya siap untuk disembelih dan keduanya tunduk pada kehendak dan perintah Allah SWT dan menyerah kepadanya, Nabi Ismail AS yang berdiri di hadapannya digantikan oleh Allah dengan pengorbanan yang besar.
Beberapa riwayat menyebutkan bahwa Nabi Ismail As diganti dengan kambing.
Hal ini disebutkan dalam Al Quran, yaitu dalam Surat As-Saffat, ayat 103-109. “Ketika keduanya menyerah dan Ibrahim membaringkan putranya di pelipisnya (kesabaran keduanya terbukti). Dan Kami memanggilnya:
“Wahai Ibrahim, kamu memang telah membenarkan mimpi itu. Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Memang, ini adalah ujian yang sebenarnya." Dan Kami tebus anak itu dengan peperangan yang hebat. Kami akan mengabadikan (pujian yang baik) untuk Ibrahim di antara mereka yang datang setelah, (yaitu) "Salam atas Ibrahim" (QS As Saffat:103-109).
Penyembelihan yang dijelaskan dalam ayat yang disebutkan oleh Ibnu Abbas ini merupakan kurban pertama dalam Islam.
Menurut Prof. Wahbah Az Zuhail dalam Fiqh Islam wa Adillatuhu Jilid 4, ibadah kurban disyariatkan pada tahun ketiga Hijriah, bersamaan dengan zakat dan hari raya.
Tata cara kurban sendiri sudah tertulis di dalam Al-Qur'an, di As-Sunnah, dan di ijma para ulama. Dasar usul Al-Quran adalah Firman Allah SWT, Surat Al-Kautsar Ayat 2. Artinya ; "Ya, berdoa untuk Tuhanmu dan berkorban!" (QS Al Kautsar : 2).
Sedangkan dasarnya adalah As-Sunnah yang salah satunya disebutkan dalam riwayat Aisyah RA. Nabi SAW bersabda: “Keturunan Adam tidak melakukan suatu amalan pada hari qurban yang lebih dicintai Allah SWT dari pada menumpahkan darah (hewan). Sesungguhnya mereka (hewan kurban) akan datang pada hari kiamat dengan membawa tanduk, kuku dan bulu. "Padahal, darah yang ditumpahkan (hewan) ditempatkan di tempat khusus oleh Allah SWT sebelum jatuh ke tanah. Karena itu doronglah dirimu untuk siap berkorban.” (HR. al-Hakim, Ibnu Majah dan Tirmidzi, yang mengatakan bahwa kualitas hadits ini hasan gharib).
This post have 0 komentar
EmoticonEmoticon