18 Maret 2023

author photo


Wonorejo - Dalam rangka memeriahkan pelantikan pengurus Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Institut Agama Islam Syarifuddin (IAIS) Lumajang, selain menggelar seminar kepemimpinan, juga menggelar ajang bergengsi lomba debat ilmiah, dengan tema yang diangkatnya, yaitu Konsep Demokrasi dan Hilafah di Negara Indonesia, dengan peserta yang meliputi 7 Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS), Sabtu (18/3/23).


7 HMPS yang meliputi Himpunan Mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah (Himaesya), HMPS Akutansi Syariah (AS), HMPS Komunikasi Penyiaran Islam (KPI),  HMPS Manajemen Dakwah (MD), HMPS Bimbingan Konseling Islam (BKI), HMPS Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), dan HMPS Pendidikan Agama Islam (PAI). Masing-masing HMPS, mengutus 3 orang hebat dan terpercaya yang dapat membawa nama baik Himpunannya.


Acara tersebut dimulai tepat pada jam 11.00 WIB, yang diawali dengan penyampaian konsep perlombaan oleh Moderator, M. Rendik Firmansyah, juga didampingi oleh beberapa pengurus DEMA lainnya, salah satunya tak terlupakan Ketua DEMA atau Presiden Mahasiswa IAI Syarifuddin 2023-2024, Shohibuddin. Dan untuk hal yang sangat tidak bisa melesat dari ingatan, ajang bergengsi tersebut juga dihadiri oleh kedua Dosen yang menjadi juri perlombaan yang tidak kalah bergengsinya, Bambang Subahri M.Si dan Abdul Ghofur Lc.,MA.


Konsep perlombaan tersebut, sesuai pemaparan Moderator, yaitu terdiri dari 3 sesi. Pada sesi pertama, yang fokus pada tema Konsep Demokrasi di Negara Indonesia, yang diikuti oleh seluruh peserta dari 7 HMPS. Namun, tidak begitu sempurna, sebab terdapat 2 bangku untuk peserta HMPS yang masih kosong, yaitu HMPS MD dan HMPS PAI. Akan tetapi, hal tersebut tidak banyak berperan mengganggu kelancaran acara, kegiatan lomba tetap berjalan sesuai arahan Moderator.


"Karena dewan juri sudah datang, dan kedua peserta perwakilan HMPS belum hadir, maka kami nyatakan gugur. Dan untuk perlombaan tetap dimulai semestinya," ujar moderator dalam acara tersebut.


Pada sesi pertama, seluruh peserta menyampaikan argumentasi oleh pembicara pertama pada masing-masing HMPS, sesuai amanat yang diberikan oleh moderator. Kemudian, proses penyanggahan oleh pembicara kedua kepada HMPS yang dikehendaki peserta penyanggah. Lalu di akhir, penyampaian kesimpulan oleh pembicara ketiga pada setiap masing-masing HMPS.


Setiap masing-masing penyampaian, Moderator hanya memberikan waktu 5 menit pada setiap peserta, sebagai penyingkatan waktu. Setelah, sesi pertama berjalan sesuai aturan. Moderator memberikan kesempatan kepada dewan juri, untuk menyampaikan penilaian terhadap penampilan setiap peserta lomba debat ilmiah HMPS tersebut.


"Sudah cukup baik, meski terdapat beberapa penyampaian argumen yang sedikit kaku dalam menyampaikannya. Namun, diantara 7 HMPS ini, cukup berhasil menarik rasa suka saya, terhadap penyampaian teori dari Himaesya, konsep menjawab suatu sanggahan dari HMPS BKI, dan cara menjanggal lawan dengan sanggahannya dari HMPS KPI." Pungkas Abdul Ghofur salah satu juri ajang bergengsi ini.


Bambang Subahri, juga sebagai juri dari ajang bergengsi tersebut, turut memaparkan hasil evaluasi pada sesi pertama. Terkait, kebiasaan Mahasiswa yang masih sering menggunakan kalimat Katanya dalam berargumen agar sedikit merubah hal tersebut, juga terkait pembawaan background masing-masing Program Studi (Prodi) peserta ketika berargumen. Sebab hal tersebut, bisa jadi diluar nalar lawan yang tidak menelaah konsep Prodi setiap peserta.


Dilanjut sesi kedua, setelah juri mengumumkan peserta yang lolos dari sesi pertama, yang terdiri dari Himaesya, HMPS KPI, HMPS BKI, dan HMPS PGMI, dengan tema perdebatan Konsep Hilafah di Negara Indonesia. Cukup sengit perlawanan pada sesi ini, sebab seluruh peserta mau tidak mau, harus memiliki pemikiran Pro terhadap sistem kepemimpinan Hilafah pada Negara Indonesia, yang sejatinya dan realitanya adalah Negara demokrasi.


Selanjutnya, penilaian oleh dewan juri sekaligus pembacaan terkait peserta yang lolos pada babak final, yang akan diselenggarakan tepat sore harinya setelah break time. 


Final semakin sengit, yang berhasil dikuasai oleh Himaesya dan HMPS BKI. Himaesya, mendapat bagian Pro terhadap Konsep Demokrasi di Negara Indonesia, dan HMPS BKI sebaliknya. Sesi yang spesial, langsung dipandu oleh Moderator Irwan, ketua salah satu bidang dalam organisasi legal ekstra kampus.


Pada sesi spesial ini, antusias peserta semakin nampak. Lebih-lebih, ketika mmoderator memberikan suatu contoh kasus kepada kedua peserta. Semua peserta nampak terlihat fokus berdiskusi dalam tim masing-masing.


Seperti pada sesi sebelumnya, usai semua argumentasi di bacakan oleh peserta, saatnya dewan juri memutuskan juara satu dan dua pada ajang bergengsi perdana tingkat HMPS IAI Syarifuddin.

Juara pertama, yang sudah terlihat dari awal, yaitu diraih oleh Himaesya dan juara kedua oleh HMPS BKI.












Penulis  : Izza Afkarina /  KPI 22

Editor    : Devisi Keilmua

This post have 0 komentar


EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post