Senin, 24 Agustus 2020
08.32 Am
“Assalamualaikum..
Baits, aku yakin kabarmu pasti baik-baik saja. Aku ingin ceritakan sesuatu
yang ceritanya memerlukan sedikit saranmu, dulu kamu pernah bilang supaya aku
selalu manut perkataan orang tua, sekarang orang tuaku adalah bu nyai dan kyai.
Haruskah aku menurut juga? Ceritanya aku disuruh lanjut S2 oleh beliau, aku
mungkin tidak akan mampu melakukan Baits, kamu tau sendiri, bagaimana jiwaku,
bagaimana kebiasaanku dan sekarang tidak ada kamu yang selalu membantuku. Aku
bingung dengan pilihan ini Baits, sholat istikhoroh sudah aku lakukan tadi
malam, tapi hasilnya belum kelihatan sebab pikiranku masih kacau balau.
Maaf Baits, aku datang membawa banyak keluhan sebab disini tidak ada yang
seusiaku.
Alya kawanmu
Wassalamualaikum”
Aku kirimkan gmail itu dua hari setelah perbincanganku dengan ibu nyai, pikiranku sedikit lega meskipun Baits tak kunjung membalas.
Pendaftaran S2 sudah aku urus, aku
resmi terdaftar sebagai mahasiswi S2 di Universitas pilihan bu nyai, sedangkan
gmailku tetap tidak dibalas oleh Baits. Kalaupun Baits membaca gmail dariku,
menanggapi dan memberi solusi hal itu sudah tidak membantu, aku sudah melewati
tahap sulit itu meskipun dengan perasaan berat. Aku harus telpon ayah memberitahukan
kenyataan di hari ini.
“Assalamualaikum ayah..” sapaku saat
telpon mulai terangkat
“ Waalaikumussalam Al, bagaimana
kabarmu?”
“Alhamdulillah baik yah. Emm, ayah..
aku sudah daftar kuliah S2” ungkapku, memberanikan diriku berucap
“Kamu mau lanjutin S2 Al? Kenapa
tidak bilang ke ayah jauh-jauh hari?” nadanya sedikit meninggi
“Iya yah, ini perintah dari ibu
nyai, Alya tidak bisa menolak. Administrasinya sudah ditanggung.” jelasku
semakin ingin menangis
“Baiklah, terserah kamu Al, yang
ngejalanin hidupmu ya kamu sendiri” ayah seperti tak setuju dengan pilihan ini.
Telpon-nya terputus, aku tak memiliki keberanian untuk menelpon kembali. Aku
seperti wanita paling lemah hari itu.
Bu nyai adalah guru yang harus di
ta’dzimi, di hormati dan di spesialkan supaya ilmu yang didapat berbarakah.
Tetapi bagaimana jika guruku pendapatnya bertolak belakang dengan orang tuaku.
Lagi-lagi aku ingat Baits, aku cek lagi gmail yang hampir satu minggu terkirim
dan tak terbalas, kemana Baits?
Bersambung...
Sambung Rabu depan ya
Penulis : InayahAlf
Editor : Divisi Keilmuan
This post have 2 komentar
Assalamualaikum kak
ReplyDengan membaca cerita di atas
Saya memimiliki sesikit saran semoga membantu
Dengan pilihan kakak itu baik karena dilanjutkan dengan tindakan yang tulus dari hati kakak yang paling dalam
Persoalan ortu tak merestui saat ini usahakan prestasi yang kakak miliki harap di pertahankan dan mengembangkan minat dan bakat kakak beserta diselingi dari motivasi orang terdekat dengan kakak seperti teman curhat, dosen yang kakak percaya mampu menjaga privacy yang sedang kakak alami saat ini
Mungkin itu saja kak yang dapat beri saran terhadap apa masalah yang ada pada diri kakak, SEMANGAT KAK IKHTIYAR DAN PENUHBKEIKHLASAN DAN TABAH DALAM SEGALA KEADAN KAK...😇
Terima kasih kak😁
ReplyEmoticonEmoticon