7 April 2020

author photo
Pict By: Pixabay.com

Selain masker yang langka dan melunjak tinggi, stok pangan dan bahan pokok pun serba mahal akibat wabah covid 19 karena pengoprasian pasar atau toko sembako yang di berhentikan, para masyarakat di minta untuk tetap tinggal dirumah saja dengan tetap menjaga imunitas tubuh dan kesehatan.

Namun pandemi covid ini malah mengakibatkan masalah lain hususnya para warga yang tinggal di perkotaan, seperti angkot, penjual pasar, pedagang kaki lima dan lain sebagainya, mereka yang biasa di gaji harian dengan usaha sendiripun seketika harus beralih profesi dengan kerja serabutan untuk makan setiap harinya karna pandemi covid. Tidak memungkinkan untuk melanjutkan pengoprasian bekerja sepertia biasa selain karna turunnya jumlah pelanggan ini juga membahayakan kondisi kesehatan pekerja itu sendiri.

Tapi ini menjadi rasa syukur tersendiri bagi penduduk desa yang mayoritasnya adalah petani sebelum pandemi covid 19 muncul penduduk desa sudah terbiasa memakan hasil kebun atau ladang dekatnya sendiri, hal ini di rasakan oleh masyarakat pegunungan dan pesisir pantai karena mereka tidak perlu khawatir untuk stok lauk atau pangan lain karna mereka sudah menanam dan memetik hasil ladang sendiri dengan jangkauan terdekat, maka pandemi covid 19 tidak begitu membuat panik akibat makan bagi warga pedesaan.

Sekaligus tidak jarang ada penjual ikan segar yang langsung dari laut, berkeliling desa. San beruntung di saat pandemi covid 19 ini, ikan sedang banyak bermunculan dan masyarakat tidak bingung lagi mencari lauk.

Meski begitu masyarakat tetap menjaga kesehatan, kebersihan dan melakukan himbauan-himbauan pemerintah yakni dengan tetap di rumah. Meskipun banyak juga dari mereka yang tetap pergi ke sawah, ke pasar ataupun mencari ikan dengan alasan jika tidak kerja tidak mendapat uang selayaknya pegawai yang gajinya rutin satu bulan sekali. Setidaknya pemerintah sudah memberi cukup keringanan kepada masyarakat Indonesia, khususnya bagi masyarakat desa dengan menggeratiskan biaya listrik.

Stay save semuanya....

By: Dewi Khuswandini/KPI4

This post have 0 komentar


EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post