8 Februari 2020

author photo
Pict By: Pixabay.com

"Serendipity  atau penemuan tidak disengaja. Diciptakan oleh Horace Walpole dalam suratnya kepada Sir Horace Mann pada tahun 1754 m . Istilah ini di temukan saat ia terkesan dengan sebuah dongeng yang bertajuk "Tiga Pangeran dari Serendip" yaitu para pangeran yang selalu menemukan sesuatu, baik secara tak sengaja maupun secara penuh perhitungan yang sebenarnya tidak mereka cari.  Beberapa masa kemudian, muncul juga istilah baru kebalikan dari serendipity, yakni pseudoserendipity; merupakan suatu ketidaksengajaan yang membawa kepada kegemilangan yang sedang di cari."

"Buku karya Royston M roberts menyikap banyaknya penemuan yang tidak di temukan secara sengaja; serendipity.  Banyak sekali ilmuwan yang menemukan hal-hal yang sama sekali tidak mereka cari atau rencanakan. Seperti; Archimedes yang  telanjang sebab menemukan cara mengukur volume benda padat (mahkota raja Hiero) saat ia berada dalam kolam renang. Atau Kekulè yang mengusulkan struktur siklik untuk molekul benzena selepas bermimpi tentang seekor ular yang menggigit ekornya. Dan masih banyak lagi."

Murid kelas XII IPA 1 memperhatikan dengan saksama,entah sebab takut atau menyukai pelajarannya. Jelas, kelas sepi sekali, bahkan jika ada sebuah jarum jatuh suaranya akan terdengar.

"Ada satu bahasan dalam buku ini yang menggugah bapak untuk menjelaskan pada kalian, yang pasti berkesinambungan dengan pelajaran kita, sejarah. Di terangkan dalam satu bab khusus tentang penemuan benua Amerika, kalian pasti sudah tau jika penemunya adalah Christopher Colombus. Dunia telah mencatatnya demikian, dianggap serendipity karena Colombus tidak berencana menemukan benua Amerika, kala itu ia sedang mencari jalur baru menuju daerah Orient (timur)."

Seorang murid perempuan mengacungkan jarinya ke atas tanpa gentar.
"Pak, saya pernah baca buku ensiklopedia islam di perpustakaan bahwa yang menemukan itu bukan Colombus, tapi musafir islam?"

Guru IPS yang kerap di panggil pak  Husnan menarik napas kuat-kuat, kemudian di hembuskan lega. Ia menatap setiap wajah muridnya termasuk gadis yang bertanya.
"Betul, untuk mempelajari sejarah kita juga tidak boleh tertuju pada satu pendapat saja, perlu juga ulasan dari yang lain. Setidaknya bapak pernah membaca bahwa bukan Colombus-lah yang menemukan negri Paman Sam ini. Jauh sebelum ia datang, telah hidup sekelompok manusia yang dijuliki Suku Indian. Mereka adalah penghuni pertama dan beragama islam."

"Sejarah juga mencatat, jika penemu pertama berasal dari Cina yakni Laksamana Cheng Ho, ia hidup pada abad ke-15 M. Bukti-bukti prasasti menguak semuanya. Setidaknya ada tiga teori yang menjelaskan kalau umat islamlah penemu sesungguhnya; teori arab, afrika selatan dan utsmaniyah. Begitupula Colombus pernah menuturkan jika ia pernah bertemu suku indian di sana."

"Pak, kenapa dunia mengenal penemunya Colombus? Kenapa agama di Amerika bukan islam?" Seorang murid laki-laki duduk di bangku pojok bertanya menggebu.

"Baik, ekspedisi pelayaran islam telah berulang kali di lakukan bertahun-tahun sebelum Colombus datang. Ia datang dengan bantuan biaya ratu Isabella, tokoh salib yang bengis, memiliki dendam pada islam. Ia pun pernah menandatangani pemusnahan islam bersama sultan Granada. Sebab inilah agama islam dan ekspedisi islam di tutup sedemikian rapat. Pendapat ini menerangkan jika Colombus menemukannya secara terencana bukan secara tidak di sengaja"

"Kenapa kita membaca buku barat yang jelas bertentangan dengan sejarah islam, bukankah dalam ensiklopedia islam dan kitab-kitab tarikh di jelaskan?"

"Kita hanya menyerap pendapatnya saja, tidak mempercayai. Kaum barat saja telah membaca banyak kitab-kitab kita termasuk Al Qur'an, lantas apakah mereka meninggalkan agamanya? Mungkin ada, tapi lebih banyak dari mereka memiliki siasat untuk menghancurkannya"

Ketegasan pak Husnan dalam menjawab pertanyaan muridnya membuat senyap, mereka hanyut dalam cerita nyata ribuan tahun lalu. Ada yang sibuk mencatat, memperhatikan tak berkedip, bahkan ada pula yang mengabadikan melalui rekaman di handphone mereka. Tak acuh pada panggilan angin yang menggetarkan kaca dari luar jendela, kelas tetap hangat berselimut sejarah.

"Sepenting apakah sejarah itu?" Seorang gadis berkerudung paling lebar menjadi sorotan di tengah keheningan.

"Pernah kalian mendengar pidato Ir. Soekarno? Ia pernah mengatakan JAS MERAH. Jangan sekali-kali melupakan sejarah. Kenapa sampai demikian? Sebab tanpa sejarah dunia tak akan semaju ini. Lihat bagaimana penemuan-penemuan zaman dulu yang di kembangkan sekarang, juga hukum-hukum yang pernah di lakukan pada zaman Rasulullah, kita tau dan mengamalkan semuanya karena adanya sejarah. Kita ada juga karena sejarah, bagaimana orang tua kita bertemu dan menikah, itu sejarah."

Serempak mereka manggut-manggut, isyarat paham. Tepat bel istirahat berbunyi, mereka serempak memasukkan buku kedalam tas. Pak Husnan membereskan bukunya.

"Sebelum bapak tutup, ada satu video yang harus kalian tonton. Cari di mesin pencarian you tube, Jehad Al-Turbany, ia menjelaskan panjang lebar tentang penemu-penemu islam. Dia juga seorang penulis yang bukunya telah masyhur di timur tengah, judulnya; 100 Tokoh Islam yang Mengubah Peradaban Dunia. Gunakan HP kalian sebaik mungkin, jangan digunakan menonton yang tidak jelas, main game atau hanya chattingan saja."

"Setelah itu, tugas kalian adalah; membuat peta Andalusia atau spanyol, bentuk satu kelompok lima orang. Minggu depan akan bapak jelaskan tentang kehebatan Sultan Muhammad II. Sekian dulu pelajaran hari ini, tsumma wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh"

By: Reni N/ KPI 4

This post have 0 komentar


EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post