7 Februari 2020

author photo

Pict By: Pixabay

Lagi lagi tentang sebuah rasa yang tak jua di dengar, tak jua ditoleh oleh sang pengumbar rasa. Hahaha dan anehnya bermimpi di siang bolong adalah sebuah rasa yang indah.

***

Akulah si pemendam
Menurutku hatiku bukanlah sebuah berlian lagi yang harus dijaga sedemikian rupa, selalu diayomi dengan kebahagiaan yang nyata. Semenjak aku tersadar dari zona kedewasaanku dan mulai berkelana mencari cinta.

Ia datang dengan tak sengaja, hadir tepat di depan mata. Senyumnya adalah suatu kegirangan bagiku, berjabat tangan dan melantunkan sepatah kata mungkin akan membuat aku meloncat tak tentu arah.
Hingga miliaran butir angin terhempas melewati tubuhku, mendadak tersadar dari lamunanku, menganga, entah sedari kapan yang terpenting disini aku sendiri dan tertinggal olehnya.

Berkelana bukanlah hal mudah, mendapatiku adalah seorang perempuan yang biasanya memilih ( yes or no ) kepada lawan jenis, mungkin nasib atau jalan-Nya yang pasti aku memilih tak berontak.


Ia datang lagi, mendapati berada tepat di sampingku, lagi dengan senyuman manis, menoleh ke arahku, tapi telatku untuk membalas. Dia pergi tapi tak lagi sendiri, ia bergandengan dengan seorang perempuan, oh my God, akukah ini yang bersamanya, bergandengen dan saling melepas tawa. Sunggu manis.
Entah dari mana datangnya hujan, yang pasti aku tersadar dan pergi untuk berteduh. Sekali untuk kesekian kali ia pergi tanpa pamit.
Dan untuk kesekian kalinya aku senyum dengan hati yang rela walau terpaksa.

"Hai, ngelamun aja" dia datang hanya untuk mengagetkanku.

Oleh: Icha/KPI 2


This post have 0 komentar


EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post