5 Januari 2020

author photo

Aku tahu, banyak di luar sana hati yang bisa saja menjadi pilihan lain. Hati yang bersedia menemaniku di saat senang, hati yang memberikan semangat di saat gelisah, dan hati yang bersedia berbagi segalanya padaku. Namun, aku telah memilihmu.  Memilihmu atas apa saja resiko yang akan ku hadapi nanti. Memilihmu karena aku percaya, rasa tidak pernah salah.

Aku memilih kamu atas segala perasaan yang tumbuh di dada. Mengabaikan semua perkataan manusia yang melemahkanku. Aku memilih tuli, memilih buta, tidak peduli atas semua perkatan orang-orang yang menginginkanku untuk tidak mencintaimu. Memilihmu adalah hal yang ingin selalu kukenang sebagai keputusan terbaik. Meski nanti yang kudapat bukanlah hal-hal yang baik saja. Tidak mengapa. Memilihmu akan selalu menyenangkan. Meski juga beresiko akan menggenangkan air mata.

Boleh aku mengulang kata seorang penulis kondang? Boy Candra. Kupikir tak layak diriku menggaungkan pujian padamu sang pujaan. Tapi kamu harus tahu kalau ini benar adanya, dan tulisan ini adalah isi dari hati yang tulus memintamu abadi bersamaku:

Bila akhirnya apa yang aku pilih tak juga membuat pulih. Tidak membuat apa yang aku jalani menjadi lebih baik. Tenang saja, aku akan tetap berusaha tersenyum. Setidaknya aku bahagia, pernah mencintai dan pernah memilihmu. Meski pilihan itu tidak pernah benar-benar mampu memulihkanku. Karena aku percaya, di dunia ini tidak semua hal bisa menjadi indah. Namun, mengikuti suara hati adalah salah satu cara menjalani hidup paling indah.

Kadang, yang baik menurut orang lain belum tentu baik untuk kita. Begitupun sebaliknya. Hal buruk menurut orang lain, bisa jadi itulah yang terbaik untuk kita. Saat orang-orang mengatakan kamu bukan yang tepat untukku. Aku hanya berusaha tersenyum. Ada hal yang tidak bisa mereka lihat darimu. Namun, aku mampu melihatnya. Begitulah perasaan yang sebenarnya. Hanya datang pada orang-orang yang dikhendakinya. Perasaan itu datang padaku, aku yang tahu. Sebab itu aku memilihmu.

Setidaknya kamu tahu isi hatiku, saat ini. Tahu segala harap yang tersemat bersama namamu. Tak peduli apa dan siapa yang melarang, kamu adalah alasan tanpa banyak kata. Dan cepat atau lambat, susah atau mudah, kamu dan aku bergandengan menjadi kita.

By: Syahrul/ KPI 3

This post have 0 komentar


EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post