Lumajang - Tumbuh di lingkungan Pondok Pesantren, para santriwan dan santriwati diwajibkan untuk belajar ilmu Nahwu dan Shorof, mereka menyebutnya dengan sebutan Ilmu Alat.
Perkembangan budaya masyarakat yang semakin modern ini, tentunya merubah beberapa hal yang ada di pesantren, tak lain Pondok Pesantren Putri Asrama Khodijah, Aisyah dan Tahfidz Alyumna. Di pondok Syarifudin menggunakan metode Al Miftah Lil Ulum sebagai salah satu kajian untuk mempelajari ilmu alat.
Metode Al Miftah Lil Ulum merupakan rangkuman padat dari kitab Jurumiyah dan Alfiah. Oleh sebab itu, dalam metode ini tidak dimunculkan istilah-istilah baru dalam ilmu Nahwu, bahkan tetap mempertahankan keoriginalitasan istilah dari kitab Nahwu klasik. Selain itu, materi yang dikutip merupakan kaidah-kaidah Nahwu dan Shorof yang digunakan untuk keterampilan membaca kitab saja, tanpa adanya pendalaman materi yang meluas dan panjang lebar.
Ada yang mengatakan pula Al Miftah itu adalah perpaduan dari berbagai macam ilmu gramatika Arab yang dipadukan menjadi metode yang mudah, praktis dan menyenangkan. Dilengkapi dengan lagu-lagu dan Nadhom Alfiah Ibnu Malik yang dikemas secara kreatif, mudah dihafal dan diaplikasikan secara langsung.
“ Saya sangat suka belajar ilmu alat dengan menggunakan metode Al Miftah Lil Ulum, karna metode ini sangat menyenangkan bagi saya. Cara menghafalnya juga lebih mudah dengan lagu-lagu dan nadhom-nadhom lainnya. “ Ujar santriwati yang memakai baju merah itu.
Di pondok pesantren putri Kyai Syarifudin banyak fenomena kesulitan belajar, biasanya dari menurunnya semangat dan prestasi belajar santri. Dalam proses belajar tersebut sangatlah penting dicarikan solusi, salah satunya dengan mengadakan program belajar kitab kuning dengan menggunakan metode Al Miftah Lil Ulum yang mana metode tersebut dirancang oleh Pondok Pesantren Sidogiri, supaya para santri lebih mudah dan lebih cepat menguasai kitab kuning tanpa mengurangi semangat santri. Program ini dilaksanakan ketika Dauroh Diniyah ( Dauroh Malam) setiap malam hari setelah sholat isya’, kecuali malam selasa dan malam jum’at.
Dengan demikian metode ini sangat cocok bagi siapapun yang ingin menguasai baca kitab kuning, baik buat pemula yang tidak pernah mempelajari ilmu gramatika Arab sama sekali atau yang lain, termasuk untuk anak-anak atau santri yang masih kecil. Mengingat materinya ditulis dengan bahasa Indonesia dan warna-warni, apalagi dilengkapi dengan tabel dan skema yang mudah dipahami dan mudah dihafal oleh mereka yang masih kecil.
Penulis : Innama Marisa / KPI 22
Editor : Devisi Keilmuan
This post have 0 komentar
EmoticonEmoticon