Fenomena komunikasi antarbudaya bisa ditemui di banyak tempat. Khususnya, di lingkungan yang di dalamnya terdapat populasi yang terdiri dari mereka yang memiliki latar belakang budaya berbeda. Sebagai contoh, di pesantren dan kampus yang relatif besar dan memiliki santri atau mahasiswa dari banyak daerah. Bisa pula terjadi di institusi bisnis yang tergolong multinasional. Institusi bisnis multinasional itu adalah perusahaan yang memiliki kantor utama di sebuah negara, namun banyak memiliki cabang bisnis di negeri-negeri lainnya.
Ada banyak teori yang bisa dipakai untuk melakukan kajian terhadap fenomena komunikasi antarbudaya. Di antaranya, teori Anxiety/Uncertainty Management Theory (AUM) yang dipopulerkan oleh William Gudykunst. Teori AUM menjelaskan tentang bagaimana mewujudkan komunikasi efektif di antar a dua pihak yang punya latar belakang budaya berbeda (Gudykunst, 2003, Cross-Cultural and Intercultural Communication). Cara yang paling mungkin dilakukan adalah dengan mengontrol perasaan ketidaknyamanan atau anxiety dan ketidakpastian atau uncertainty.
Guna mengontrol ketidaknyaman dan ketikdapastian itu, seseorang umumnya berupaya untuk mentolerir ambiguitas dari lawan bicaranya yang berbeda budaya. Sebagai misal, ada seseorang, sebut saja bernama Ahmad, dari suku tertentu yang terkenal kasar perangainya, berkomunikasi dengan seseorang, sebut saja Zaid, dari suku yang lain yang terkenal halus perangainya.
Wawasan Zaid mengenai Ahmad yang kasar karena berasal dari suku tertentu, membuat dia bisa beradaptasi dengan sikap tersebut. Bisa jadi, yang dimaksud Ahmad tidak sekasar perilakunya. Zaid pun berpikir bahwa kekasaran itu hanya pembawaan dari latar belakang budaya Ahmad. Dalam kasus ini, Zaid sudah mengurangi ketidaknyamanan dan ketidakpastiannya. Kalau sudah demikian, dia akan bisa berkomunikasi secara lebih efektif dengan Ahmad. Zaid juga bisa lebih gampang untuk memahami atau berempati pada kondisi Ahmad.
Teori AUM tidak hanya kerap digunakan dalam kajian komunikasi antarbudaya. Namun juga, pada studi-studi psikologi sosial atau sebangsanya. Di mana subjek penelitiannya adalah hubungan antarpihak yang berbeda latar belakang budaya.
Dalam mengeksplorasi teori ini, Gudykunst berpijak pada teori sebelumnya yang dicetuskan oleh Charles Berger dan Richard Calabrese, yakni Teori Pengurangan Ketidakpastian (Lusia Savitri Setyo Utami, 2015, Teori-Teori Adaptasi Antar Budaya). Di mana teori Berger dan Calabrese itu juga menelaah upaya individu untuk mengurangi ketidakpastian atas prediksi-prediksi yang ada dalam pikirannya, mengenai lawan bicaranya.
Teori yang juga biasa dipakai dalam kajian komunikasi antarbudaya adalah Teori Cocultural yang dipopulerkan oleh Mark Orbe. Spirit yang dibawa oleh teori ini adalah kesetaraan budaya (Orbe, 1997, Constructing co-cultural theory: An explication of culture, power, and communication). Meski demikian, secara umum, yang dipotret adalah fenomena antara sebuah budaya yang termarjinalkan yang hidup di komunitas budaya mayoritas.
Sebagai misal, di sebuah kota, ada dua komunitas budaya yang berbeda. Budaya yang satu, minoritas, dan hanya terdiri dari sepuluh persen populasi. Mereka disebut dengan kelompok co-cultural. Budaya yang lain, mayoritas atau dominan, dan terdiri dari sembilan puluh persen populasi. Kaum minoritas itu berupaya untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan melakukan negosiasi-negosiasi sosial pada kelompok mayoritas. Tentunya, dalam konteks implementasi budaya mereka di masyarakat.
Ada tiga opsi tujuan dari upaya tersebut. Pertama, kelompok minoritas akhirnya berkenan terasimilasi atau menjadi menjadi bagian dari kultur dominan. Kedua, mereka terakomodasi atau diterima kelompok dominan dengan baik, serta tetap bisa mempertahankan budayanya. Ketiga, terseparasi atau terpisah secara mutlak dengan kelompok dominan. Mereka mungkin bisa hidup bersama. Namun bila sudah menyangkut budaya, mereka sudah memisahkan diri dengan kelompok dominan. Faktanya, masyarakat minoritas di suatu daerah, di mana pun negeri mereka berada, selalu menelan satu dari tiga kenyataan di atas. (*)
Penulis: Rio Febriannur Rahman, M.Med., Kom.
Editor: Divisi Keilmuan
This post have 18 komentar
Ninis Fitria
ReplyTeori Anxiety/ Uncertainty Management Theory (AUM) menjelaskan tentang bagaimana mewujudkan komunikasi efektif di antara dua pihak yang punya latar belakang budaya berbeda.
Sedangkan Teori Co-cultural menjelaskan tentang fenomena antara sebuah budaya yang termarjinalkan yang hidup di komunitas budaya mayoritas.
Merdea Sumanti
ReplyTeori uncertainty management theory menjelaskan tentangBagaimana manusia yang berbeda budaya bisa berkomunikasi dengan efektif sedangkan dua kebudayaan tersebut mempunyai latar belakang yang berbeda.
Sedangkan, teori Co-Cultural menjelaskan tentang satu kebudayaan minoritas yang tinggal di kebudayaan yang hidupnya mayoritas.
Teori anxienty/uncertainty mangement teori merupakan Tentang bagaimana ada dua insan yang saling berbeda budaya mulai efektif dan saling memahami akan perbedaan mereka.
ReplySedangkan teori Co-cultural sendiri memiliki makna tentang budaya minim pengikut, yang berkecimpung dalam budaya yang mayoritas di suatu daerah.Sehingga terkadang ada yang mengikuti budaya mayoritas, dan adapula yang mempertahankan budayanya sendiri.
Theory (AUM) yang dipopulerkan oleh William Gudykunst. Teori AUM menjelaskan tentang bagaimana mewujudkan komunikasi efektif di antar a dua pihak yang punya latar belakang budaya berbeda (Gudykunst, 2003, Cross-Cultural and Intercultural Communication)
ReplyTeori AUM tidak hanya kerap digunakan dalam kajian komunikasi antarbudaya. Namun juga, pada studi-studi psikologi sosial atau sebangsanya
Budaya yang lain, mayoritas atau dominan, dan terdiri dari sembilan puluh persen populasi. Kaum minoritas itu berupaya untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan melakukan negosiasi-negosiasi sosial pada kelompok mayoritas. Tentunya, dalam konteks implementasi budaya mereka di masyarakat.
Assalamualaikum wr, wb. Saya ABD. MALIK R. Disini saya akan menjelaskan secara ringkas tentang teori AUM dan teori co-curtural. Teori AUM adalah teori yang terus berkembang, berdasarkan pengamatan perilaku manusia dalam situasi sosial. Dan co-curtural merupakan pemikiran teoritik yang menjelaskan tentang perlunya kesetaraan budaya.
ReplyTeori AUM adalah teori yang terus berkembang, berdasarkan pengamatan perilaku manusia dalam situasi sosial. Dan co-curtural merupakan pemikiran teoritik yang menjelaskan tentang perlunya kesetaraan budaya.
ReplyZakaria al fikir
ReplyTeori AUM merupakan perwujudkan komunikasi efektif di antara dua pihak yang punya latar belakang budaya berbeda.
Teori Cocultural adalah kesetaraan budaya, secara umum, yang dipotret adalah fenomena antara sebuah budaya yang termarjinalkan yang hidup di komunitas budaya mayoritas.
Teori Anxiety/ Uncertainty Management Theory (AUM) menjelaskan tentang bagaimana mewujudkan komunikasi efektif di antara dua pihak yang punya latar belakang budaya berbeda.
ReplySedangkan Teori Co-cultural menjelaskan tentang fenomena antara sebuah budaya yang termarjinalkan yang hidup di komunitas budaya mayoritas.
Rohmatan Farizqi
Reply" Teori AUM " disini menjelaskan bagaimana mewujudkan komunikasi efektif di antara dua pihak yang punya latar belakang budaya berbeda.
" Teori Co-cultural " lebih menjelaskan tentang fenomena antara sebuah budaya yang termarjinalkan yang hidup di komunitas budaya mayoritas dan juga membahas tentang kesetaraan budaya.
Shohibuddin
ReplyTeori Anxiety/ Uncertainty Management Theory (AUM) menjelaskan terkait bagaimana mewujudkan komunikasi yang efektif di antara dua pihak yang punya latar belakang budaya berbeda-beda, dikarenakan dalam satu golongan pasti memiliki warna budaya masing-masing.
Sedangkan Teori Co-cultural menjelaskan tentang fenomena antara sebuah budaya yang termarjinalkan yang hidup di komunitas budaya mayoritas serta membahas terkait kesetaraan budaya itu sendiri.
FATCHUS SULUZY
ReplyAUM adalah teori yang didasarkan pada Uncertainty Reduction Theory URT yang diperkenalkan oleh Berger dan Calabree pada tahun 1974.URT menyediakan banyak kerangka awal untuk AUM. Dan sangat mirip dengan teori teori lain dalam bidang komunikasi. AUM adalah teori yang terus berkembang yang didasari oleh pengamatan perilaku manusia dalam situasi sosial
Co-cultural Theory (teori ko-kultural) dikemukakan oleh Mark Orbe. Cocultural merupakan pemikiran teoritik yang menjelaskan tentang perlunya kesetaraan budaya.
Nama :sofiatul Hasanah
ReplyProdi :KPI 02
AUM adalah teori yang didasarkan pada Uncertainty Reduction Theory URT yang diperkenalkan oleh Berger dan Calabree pada tahun 1974.URT menyediakan banyak kerangka awal untuk AUM. Dan sangat mirip dengan teori teori lain dalam bidang komunikasi. AUM adalah teori yang terus berkembang yang didasari oleh pengamatan perilaku manusia dalam situasi sosial
Co-cultural Theory (teori ko-kultural) dikemukakan oleh Mark Orbe. Cocultural merupakan pemikiran teoritik yang menjelaskan tentang perlunya kesetaraan budaya.
Muhammad salman
ReplyKPI 2A/20
" Teori AUM " disini menjelaskan bagaimana mewujudkan komunikasi efektif di antara dua pihak yang punya latar belakang budaya berbeda.
" Teori Co-cultural " lebih menjelaskan tentang fenomena antara sebuah budaya yang termarjinalkan yang hidup di komunitas budaya mayoritas dan juga membahas tentang kesetaraan budaya.
Abdi maulana
ReplyAUM adalah teori yang didasarkan pada Uncertainty Reduction Theory (URT) yang diperkenalkan oleh Berger dan Calabrese pada tahun 1974. URT menyediakan banyak kerangka awal untuk AUM. dan sangat mirip dengan teori-teori lain dalam bidang komunikasi. AUM adalah teori yang terus berkembang yang didasari oleh pengamatan perilaku manusia dalam situasi sosial.
Nama : MUBAROKUL HASAN
ReplyAssalamu'alaikum wr, wb.
AUM adalah teori yang terus berkembang yang didasari oleh pengamatan perilaku manusia dalam situasi sosial. URT didasarkan pada proses pemikiran manusia dan pendekatan mereka terhadap situasi sosial di mana mereka memiliki ketidakpastian.
Teori co-cultural dikemukakan oleh Mark Orbe. Teori ini merupakan pemikiran teoritik yang menjelaskan tentang perlunya kesetaraan budaya.
Teori ekologi dalam perspektif budaya adalah teori yang membahas tentang elemen-elemen disekitar media. Teori ekologi berpusat pada prinsip-prinsip bahwa masyarakat tidak bisa lepas dari media dan pengaruh teknologi.
Wassalamu'alaikum wr.wb
Moh sholeh
Replyteori AUM menjelaskan perbedaan dalam budaya secara langsung,menyesuaikan diri dengan kebiasaan budaya baru.
Teori co-cultural
menjelaskan bahwa bahasa atau komunikasi bekerja
pada kelompok dominan maupun kelompok minoritas. Kelompok yang memiliki
kekuatan dominan secara sengaja ataupun tidak, mereka membentuk sistem
komunikasi yang mendukung pengertian mereka mengenai dunia.
abulkhoir
ReplyTeori AUM tidak hanya kerap digunakan dalam kajian komunikasi antarbudaya. Namun juga, pada studi-studi psikologi sosial atau sebangsanya
Budaya yang lain, mayoritas atau dominan, dan terdiri dari sembilan puluh persen populasi. Kaum minoritas itu berupaya untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan melakukan negosiasi-negosiasi sosial pada kelompok mayoritas. Tentunya, dalam konteks implementasi budaya mereka di masyarakat.
Siti Raudhotul Munawaroh
ReplyTeori UAM menjelaskan tentang bagaimana mewujudkan komunikasi efektif di antara dua pihak yang mempunyai latar belakang budaya berbeda
Sedangkan teori Cocultural menjelaskan kesetaraan budaya, fenomena antara sebuah budaya yang termarjinalkan yang hidup di komunitas budaya mayoritas.
EmoticonEmoticon