pict by, pixabay.com |
Generasi Z dengan kecepatan media dituntut berlari sejajar,
minimal begitu jika tidak bisa
mengunggulinya. Maksudnya, generasi Z yang dari lahir sudah berdampingan dengan
media paling tidak bisa bekerja bersama media itu sendiri atau mengendalikannya,
bukan malah dikendalikan oleh media.
Generasi ini adalah kita yang keinginannya selangit tapi
usahanya tidak lebih keras dari sekumpulan semut. Kerjaannya mager (malas
gerak), bucin (budak cinta) dan rebahan. Mereka lebih kuat nonton drama korea
sampai malam daripada baca buku satu jam saja. Mereka lebih kuat bermain game
online daripada menoton video pembelajaran.
Tentu saja tidak semua anak generasi Z melakukan hal serupa, masih banyak mereka yang
peduli dengan diri sendiri dan masa depannya. Banyak mereka yang sadar dan
mengambil alih kemudi media, sehingga bisa menciptakan banyak karya selagi
muda. Contohnya Maudy Ayunda, siapa yang tidak tahu dia? Aktris, penyanyi dan
yang paling penting dia lulusan Oxford University. Atau seperti Jerome Polin
dan Wirda Mansur.
Sebagai generasi Z, penulis menyadari satu hambatan yang
membuat kita belum mencapai yang dicita-citakan, minimal begitu, kan? apa satu
hambatan itu? memulai.
Seringkali kita malas memulai dan terpenjara di bawah
ke-mager-an, lalu lama kelamaan jadi penyakit malas. Jika dituruti terus-menerus kita
tidak akan pernah memulai dan mencapai semuanya. Penulis tidak tahu apakah
amalan khusus yang dilakukan generasi Z tersohor hingga menjadi sukses, tapi
yang penulis yakini mereka tidak mungkin berhenti berusaha.
Maka, mulailah sekarang dengan 1 menit. hanya 1 menit.
Jika ingin mengerjakan tugas, dapatkan fokusmu hanya 1
menit.
Jika ingin mulai membaca, dapatkan fokusmu hanya 1 menit.
Jika ingin mulai belajar sesuatu, dapatkan fokusmu hanya 1
menit.
Hanya 1 menit fokus, lupakan Gadget sejenak dan segala hal
yang mengganggu fokus itu maka selanjutnya bisa menyelesaikan semua pekerjaan.
Jangan pernah menunda apapun karena banyak hal yang ditunda berujung tidak jadi dikerjakan atau kurang memuaskan.
Penulis dan Editor: Divisi Keilmuan
This post have 0 komentar
EmoticonEmoticon