Pict by : Pixabay.com |
Dari setiap akal yang berada di setiap individu, maka berbeda cara berpikir dan penalarannya tergantung konteks yang terjadi, dan juga adanya lingkungan sekitar yang dapat mempengaruhi pola berpikir manusia tersebut. Setiap hari manusia selalu menggunakan akal, dengan akal itulah semua tindakan manusia dipikirkan dan direnungkan terlebih dahulu sebelum diimplementasikan, agar dalam setiap melakukan tindakan tidak dapat kekeliruan kecuali memang sudah direncanakan.
Tidak dapat dipungkiri semua pemikiran manusia selalu benar, karena pemikiran itu tergantung pada faktor lingkungan dan pengalaman apa yang telah dialami oleh manusia tersebut. Tetapi terlepas dari semua hal itu manusia di berikan akal agar dapat berfikir dan bernalar dalam menjalani kehidupan agar sesuai dengan norma dan ajaran Tuhan dalam setiap perbuatan, mustahil dan hampir tidak pernah tindakan manusia dilakukan tanpa berpikir. Karena dengan begitu semua masalah akan cepat terselesaikan dengan baik.
Terkadang manusia tidak mau berfikir rumit karena sudah terlalu nyaman dan sudah terbiasa dengan menerima pemikiran orang lain tanpa dipikirkan lagi, budaya seperti itulah yang mulai tertanam dan terus dilestarikan. keberadaan manusia tergantung apakah dia berpikir atau tidak Padahal belum tentu cara berfikir orang itu benar, maka dari itulah berpikir sebelum dipikirkan Cogito Ergo Sum (aku berpikir maka aku ada) seperti yang di ungkapkan oleh filsuf Rene Descartes, keberadaan manusia tergantung berpikir tidaknya manusia, maka dari itulah berpikir sebelum dipikirkan, bergerak sebelum digerakkan.
Oleh : M. Nafis / KPI 2
1 komentar:
Aguh ada karena berpikir menyanjung tuhan dengan cara selegal mungkin. Mantap
ReplyEmoticonEmoticon