Lagu ini sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat terutama untuk kaum milenial, apalagi saat lagu ini dipopulerkan oleh Nata Reza dan kawan-kawannya. Mereka cendrung terinspirasi dengan liriknya, mengharapkan wanita seperti Sayyidah Aisyah dan mengharapkan lelaki seperti Nabi Muhammad. Mereka menggambarkan lirik lagu tersebut tentang keharmonisan dalam rumah tangga sang rasul dan kebahagiaan mereka.
Siapa yang tidak ingin bila rumah tangganya nanti seromantis keluarga Nabi Muhammad? Semuanya mendambakan. Dan dengan adanya lagu ini mereka seperti menemukan inspirasi untuk membangun rumah tangga.
Dibalik itu lagu ini ada positif dan negatifnya karena tidak semua orang dapat menerimanya dengan baik. Positifnya adalah mereka baik wanita ataupun laki-laki berlomba-lomba untuk meneladani sifat keduanya sehingga perlahan sifat mereka berubah lebih baik lagi.
Akan tetapi negatifnya adalah mereka terlalu terobsesi untuk mendapatkan jodoh atau pasangan seperti pada lirik lagu tersebut sehingga memilah dan memilih pasangan hidup dengan penuh kegelisahan dan akhirnya tak kunjung menemukan.
Bahkan jauh dari kedua sisi positif atau negatif, terdapat perselisihan dari banyak kalangan. Mereka memperselisihkan perihal haram dan halalnya musik. Seperti yang kita tahu, mereka yang menganggap musik ini haram karena sabda Nabi yang di dalam sebuah riwayat, yang artinya:
Sungguh, benar-benar akan ada di kalangan umatku sekelompok orang yang menghalalkan zina, sutera, khamr, dan alat musik. Dan beberapa kelompok orang akan singgah di lereng gunung dengan binatang ternak mereka. Seorang yang fakir mendatangi mereka untuk suatu keperluan, lalu mereka berkata, ‘Kembalilah kepada kami esok hari.’ Kemudian Allah mendatangkan siksaan kepada mereka dan menimpakan gunung kepada mereka serta Allah mengubah sebagian mereka menjadi kera dan babi hingga hari kiamat.”
Sedangkan mereka yang membolehkan musik berpendapat bahwa musik atau lagu-lagu itu tidak semuanya haram, karena ada sisi positif dibalik musik atau lagu tersebut. Makanya ada versi terbaru dari lagu Aisyah yang diganti liriknya atas usul Buya Yahya. Buya Yahya pun berpesan agar jangan sampai mensifati jasad saat berbicara tentang istri baginda Rasulullah. Menurut dia, menyebut tentang fisik yang sangat pribadi bisa jadi ada lelaki yang membayangkan.
Kita berhak memilih mana pendapat yang menurut kita terbaik, tapi sebaiknya percayailah alasan yang lebih tepat dan tidak menyimpang dari syariat Islam.
By: Ana/KPI4
This post have 0 komentar
EmoticonEmoticon