Pict by : Pixabay |
Pembunuhan guru oleh murid, guru dipenjarakan karena mencubit muridnya, sampai guru yang dianiaya, cukup sering wara-wiri di pemberitaan Indonesia. Dunia pendidikan masa kini tidak lagi mendengar guru membawa penggaris lantas memukul paha murid, sudah musnah cerita seperti itu. Sudah lain cerita.
Guru yang terkenal dengan kewibawaannya dan dipatuhi semua orang termasuk muridnya kini tinggal seonggok kenangan orang tua. Guru tidak lagi dipandang tinggi derajatnya atau bahkan dipatuhi dan dihormati, memang tidak semua masyarakat begitu, namun, sudah bukan rahasia lagi bahwa keadaan guru secara tidak langsung diperlakukan seperti itu.
Sungguh miris, sebenarnya apa yang menyebabkan hal ini bisa terjadi? Kita pisah potongan-potongan penyebab yang bisa didapat dari pemberitaan dan keadaan. Yang pertama pada kasus katakan namanya A, dinyatakan dia dicubit oleh gurunya lantas melaporkan kejadian tersebut kepada orang tua. Perlakuan orang tua yang seharusnya memahami cubitan itu bukan sebuah kekerasan melainkan pendidikan, malah sebaliknya mendukung anaknya dengan melaporkan guru dengan kasus pidana.
Padahal sudah jelas-jelas hal tersebut bukanlah tindak pidana, hal itu diupayakan guru sebagai bentuk kedisiplinan yang nantinya dapat membentuk karakter peserta didik. Dengan seperti ini yang dirugikan justru bukan guru melainkan orang tua dengan anaknya, yang mana si anak akan bersikap manja dalam kurun waktu yang tidak dapat ditentukan, dan orang tua akan sulit menasihati anaknya.
Dari sebuah kasus ini saja akan banyak masalah yang ditimbulkan, apalagi jika disusul dengan masalah lain? Maka inilah yang harus ditekankan dalam dunia pendidikan masa kini. Diiringi pesatnya perjalanan globalisasi harusnya tidak membuat murid dan guru tenang dan menikmati. Justru hal ini muncul kekhawatiran lain, tentang karakter murid.
Hendaknya pemerintah, orang tua dan guru bersinergi untuk membangun dan menciptakan pemuda pemudi berkarakter, tidak saling menjatuhkan dan mengalah demi anak atau peserta didik. Sehingga para guru mengajar sesuai dengan baik, tidak setengah-setengah dengan embel-embel takut dipidanakan. Mengajar dengan tenang tanpa takut risiko yang akan menjerat mereka. Seharusnya begitu.
Reni NH/KPI 3
This post have 0 komentar
EmoticonEmoticon